ProsesProduksi Kerajinan Bahan Serat. Pengolahan Bahan Serat, teknik dasar kerajinan tekstil adalah segala cara yang digunakan untuk membentuk atau mengolah bahan tekstil. Adapun teknik yang digunakan sangat beragam. Penggunaan teknik dasar ini disesuaikan dengan kerajinan yang akan dibuat. Dengan demikian, penggunaan teknik dasar menjadi Prosesproduksi kerajinan dari bahan serat menggunakan beberapa teknik-teknik. Adapun teknik dasar dalam keterampilan kerajinan tekstil terdiri dari teknik menenun, menjahit, mengikat. Pembuatan produk dari kerajinan perlu memahami seperti apa karya yang berkualitas. Proses pembuatannya harus mengacu pada persyaratan. Adapun syarat-syarat yang Adalahteknik membatik dengan menggunakan alat yang disebut canting. Canting berfungsi untuk menorehkan cairan malam / lilin pada pola. Yang dimaksud dengan tekstil kerajinan adalah kain tekstil yang dibuat secara manual/tradisional baik proses maupun penggunaan peralatannya, atau didalam proses pertenunannya menggunakan alat tenun cash. Proses pembuatan kerajinan tekstil terdiri dari beberapa tahapan yang dimulai dari proses serat atau benang menjadi kain, kemudian kain menjadi tekstil serta pewarnaan dan pemasangan aksesoris untuk suatu fungsi atau nilai tertentu seperti menambah nilai keindahan atau nilai estetis pada produk kerajinan tekstil yang dibuat. Pertama, pembuatan serat/benang menjadi kain/tekstil yang menggunakan teknik tenun. Kedua, pembuatan kain/tekstil menjadi satu bentuk kerajinan tekstil. Proses pemasangan asesoris atau finishing sehingga menghasilkan kerajinan tekstil yang siap digunakan. Proses pewarnaan pada kerajinan tekstil dapat dilakukan pada serat benang, pada kain atau pada bagian akhir setelah kerajinan tekstil yang dibuat menjadi terbentuk. Pewarnaan pada benang dilakukan dengan cara pencelupan serat atau benang. Pada kerajinan tekstil tanpa motif atau polos, pewarnaan dilakukan dengan pencelupan dengan 1 warna saja, sedangkan untuk menghasilkan kerajinan tekstil dengan motif tertentu, pewarnaan menggunakan teknik ikat dengan beberapa kali pewarnaan. Pewarnaan pada kain kerajinan tekstil dapat menggunakan berbagai macam teknik seperti teknik rintang warna, contohnya seperti teknik batik atau jumputan, teknik print seperti cap, sablon, atau digital printing serta teknik lukis. Proses dekorasi pada kerajinan tekstil dapat dilakukan pada kain atau pada produk yang sudah terbentuk, dengan teknik sulam dan bordir, maupun penambahan aksesori untuk menambah keindahan produk kerajinan tekstil. Teknik pembuatan kain yang masih tergolong kerajinan tradisional karena menggunakan keterampilan tangan adalah teknik tenun. Teknik pembuatan kain dengan mesin otomatis tidak termasuk dalam kerajinan tradisional. Kain tenun yang ada di Indonesia dikerjakan dengan dua macam teknik tenunan, yaitu; a. Tenun gendong benang lungsi yang akan ditenun diikat hingga mengelilingi punggung penenun yang digunakan di seluruh Indonesia, dan b. Teknik tenun yang menggunakan bingkai kayu sebagai alat bantu tenun. Pada teknik tenun dua jenis, dengan benang lungsin putus yang akan menghasilkan kain panjang atau selendang dan dengan benang lungsin tidak terputus untuk menghasilkan sarung berbentuk tabung. Adapun Proses teknik tenun diantaranya adalah sebagai berikut ini. Menyiapkan benang lungsin yang ukuran panjangnya sama dengan panjang kain yang diinginkan. Memasang benang lungsin pada cucukan. Menyiapkan benang pakan. Penenunan dikerjakan dengan cara memasukan benang pakan ke antara benang-benang lungsin. B. Teknik Pewarnaan. Dalam dunia tekstil, umumnya teknik pewarnaan kain tradisional Indonesia memanfaatkan proses celup dengan menggunakan teknik rintang warna seperti teknik batik dan teknik pada Kain Sasirangan khas Banjar, Kalimantan Selatan, dan teknik ikat pada pewarnaan serat atau benang tenun. Teknik pewarnaan ikat terdiri atas ikat hanya pada benang lungsin atau pakan dan ikat ganda pewarnaan pada benang pakan dan lungsin yang langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut. Langkah pertama adalah teknik ikat celup menempatkan benang pakan/lungsin pada plangkan. Langkah kedua adalah menggambarkan pola motif pada benang yang sudah terpasang pada plangkan. Langkah ketiga adalah mengikat bagian benang sesuai dengan motif yang diinginkan. Ikatan yang kuat, tebal dan rapi akandapat menghalangi warna dengan baik. Benang yang sudah diikat tersebut kemudian dicelup dengan warna-warna sesuai dengan rancangan. Teknik pewarnaan kerajinan dilakukan mulai dari warna yang paling tua hingga warna yang paling muda. Setelah proses pewarnaan pertama, warna kedua kemudian diperoleh dengan melepaskan ikatan pada bagian yang ingin diwarnai, dan seterusnya hingga selesai. Benang yang sudah diwarnai lalu kemudian dikeringkan dan setelah kering, benang lungsin dipasang pada alat tenun, sedangkan benang pakan dipasang pada kelenting. Selain teknik pewarnaan ikat celup pada benang tenun, terdpat pula teknik lain yakni teknik rintang warna dengan menggunakan lilin atau malam, yaitu teknik batik yang pada masa Kerajaan Majapahit, teknik batik diaplikasikan di atas daun lontar. Berangkat dari hal tersebut, setelah diperkenalkannya material kain dari serat katun, sebagai pengganti serat alam lainnya yang lebih kasar, teknik batik mulai diaplikasikan di atas kain katun. Kain batik, pada mulanya hanya dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga kerajaan, namun teknik tersebut mulai dikenal masyarakat luar keraton dari para pengrajin batik yang lambat laun kegiatan membatik menjadi mata pencaharian masyarakat yang hidup berdampingan dengan kerajaan. Proses pada teknik batik serta alat yang digunakan uraiannya adalah sebagai berikut. a. Membuat sketsa motif batik pada kain polos. b. Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat kerajinan tekstil seperti malam, canting, kompor batik, dan zat warna alam. c. Memanaskan malam pada kompor batik hingga suhu 60 derajat celcius. d. Dengan menggunakan canting untuk proses batik tulis atau cap yang terbuat dari aluminium untuk proses batik cap, Mengambil malam dan menutup pola motif pada kain sesuai sketsa yang telah ditentukan. e. Menetukan warna celup, kemudian mencelup kain batik sesuai dengan warna yang telah ditentukan. f. Melorod atau melepas malam dengan cara merebus kain pada air yang mendidih, kemudian dibilas dan didingin - dinginkan. g. Untuk proses pewarnaan yang lebih dari satu warna, langkah pengerjaannya dimulai dari menggambar dengan canting atua cap hingga melorod kemudian di ulang sesuai dengan warna yang di inginkan. Demikian penjelasan singkat tentang proses, teknik dan alat kerajinan tekstil tersebut diatas, semoga bermanfaat dan terimakasih. Sumber Kemendikbud_RI-2019. Proses, Teknik, dan Alat Kerajinan Tekstil - Proses pembuatan kerajinan tekstil terdiri atas beberapa tahapan. Pertama, proses serat atau benang menjadi kain, lalu kain menjadi kerajinan tekstil, seperti busana, tas, sarung bantal dan lain-lain, serta pewarnaan dan pemasangan aksesori untuk suatu fungsi tertentu atau menambah nilai estetis atau keindahan pada produk kerajinan tekstil yang dibuat. Proses Pembuatan Kerajinan Tekstil Proses pada pembuatan kerajinan tekstil, seperti tampak pada gambar denah diatas, terdiri atas beberapa tahapan. Pertama, pembuatan serat/benang menjadi kain/tekstil yang menggunakan teknik tenun. Kedua, pembuatan kain/tekstil menjadi satu bentuk kerajinan tekstil. Terakhir, proses pemasangan asesoris atau nishing sehingga menghasilkan kerajinan tekstil yang siap digunakan. Proses pewarnaan dapat dilakukan pada serat/benang, pada kain atau pada bagian akhir setelah kerajinan tekstil terbentuk. Pewarnaan pada benang dilakukan dengan pencelupan serat/benang. Pada tekstil tanpa motif/ polos, pewarnaan dilakukan dengan pencelupan dengan 1 warna, sedangkan untuk menghasilkan tekstil dengan motif tertentu, pewarnaan menggunakan teknik ikat dengan beberapa kali pewarnaan. Pewarnaan pada kain/tekstil dapat menggunakan teknik rintang warna, seperti teknik batik atau jumputan, teknik print seperti cap, sablon, atau digital printing serta teknik lukis. Dekorasi dapat dilakukan pada kain atau pada produk yang sudah terbentuk, dengan teknik sulam dan bordir, maupun penambahan aksesori untuk menambah keindahan produk kerajinan tekstil. 1. Teknik Tenun Teknik pembuatan kain yang masih tergolong kerajinan karena mengandalkan keterampilan tangan adalah teknik tenun. Teknik pembuatan kain dengan mesin otomatis tidak termasuk dalam kerajinan. Kain tenun di Indonesia dikerjakan dengan dua jenis teknik, yaitu tenun gendong benang lungsi yang akan ditenun diikat mengelilingi hingga punggung penenun yang digunakan di seluruh Indonesia, dan teknik tenun yang menggunakan bingkai kayu sebagai alat bantu tenun. Pada teknik tenun dua jenis, dengan benang lungsin putus yang akan menghasilkan kain panjang atau selendang dan dengan benang lungsin tidak terputus untuk menghasilkan sarung berbentuk tabung. Proses teknik tenun adalah sebagai berikut. a. Menyiapkan benang lungsin yang panjangnya sama dengan panjang kain yang diinginkan. b. Memasang benang lungsin pada cucukan. c. Menyiapkan benang pakan. d. Penenunan dilakukan dengan memasukan benang pakan ke antara benang-benang lungsin. 2. Teknik Pewarnaan Pada umumnya, teknik pewarnaan kain-kain tradisional di Indonesia memanfaatkan proses celup dengan rintang warna seperti teknik batik dan teknik pada Kain Sasirangan khas Banjar, Kalimantan Selatan, dan teknik ikat pada pewarnaan serat/benang tenun. Teknik pewarnaan pada kain tenun adalah teknik ikat celup. Teknik ikat celup sudah dilakukan sejak lama di seluruh belahan dunia. Asal usul teknik ini diperkirakan berkembang di India dengan sebutan Bhandani sejak 906 618 SM. Teknik ini berasal dari dataran Cina pada zaman Dinasti Tang dibuat pada kain sutera yang merupakan alat barter pada masa kejayaan Jalur Sutra, yaitu jalur yang menghubungkan wilayah Cina ke Timur Tengah hingga ke Italia. Teknik pewarnaan ikat terdiri atas ikat hanya pada benang lungsin atau pakan dan ikat ganda pewarnaan pada benang pakan dan lungsin . Langkah pertama teknik ikat celup menempatkan benang pakan/lungsin pada plangkan. Langkah kedua adalah menggambarkan pola motif pada benang yang sudah terpasang pada plangkan. Langkah ketiga adalah mengikat bagian benang sesuai dengan motif yang diinginkan. Ikatan yang kuat, tebal dan rapi akan dapat menghalangi warna dengan baik. Benang yang sudah diikat dicelup dengan warna-warna sesuai dengan rancangan. Pewarnaan dilakukan mulai dari warna yang paling tua, ke warna yang paling muda. Setelah pewarnaan pertama, warna kedua diperoleh dengan melepaskan ikatan pada bagian yang ingin diwarnai, dan seterusnya hingga selesai. Benang yang sudah diwarnai lalu dikeringkan. Setelah kering, benang lungsin dipasang pada alat tenun, sedangkan benang pakan dipasang pada kelenting. Selain teknik pewarnaan ikat celup pada benang tenun, ada pula teknik rintang warna dengan menggunakan lilin/malam, yaitu teknik batik. Pada masa Kerajaan Majapahit, teknik batik diaplikasikan di atas daun lontar. Setelah diperkenalkan material kain dari serat katun, sebagai pengganti serat alam lainnya yang lebih kasar, teknik batik mulai diaplikasikan di atas kain katun. Kain batik, semula hanya dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan kerajaan, namun teknik tersebut mulai dikenal masyarakat di luar keraton dari para pengrajin batik. Lambat laun kegiatan membatik menjadi mata pencaharian masyarakat sekitar kerajaan. Proses teknik batik adalah sebagai berikut. a Membuat sketsa motif batik pada kain polos. b Menyiapkan alat dan bahan seperti malam, canting, kompor batik dan zat warna alam berikut fasilitas pendukung lainnya. c Memanaskan malam pada kompor batik sampai 60 °C. d Dengan menggunakan canting untuk batik tulis atau cap aluminium untuk batik cap, mengambil malam dan menutup pola motif pada kain sesuai sketsa yang telah ditentukan. e Menentukan warna celup. f Mencelup kain batik sesuai dengan warna yang telah ditentukan g Melorod melepaskan malam dengan cara merebus kain pada air mendidih, dibilas dan diangin-angin. h Untuk proses pewarnaan lebih daripada 1 warna, langkah kerja mulai dari menggambar dangan cating atau cap hingga melorod diulang sesuai dengan jumlah warna. 3. Teknik Membentuk Kerajinan Tekstil Produk kerajinan tekstil sangat beragam. Namun, secara umum, pembentukan kerajinan tekstil dilakukan dengan memotong dan menyambung bahan. Pemotongan diawali dengan penggambaran pola sesuai dengan bentuk dan ukuran produk kerajinan tekstil yang dirancang. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan gunting khusus kain, untuk kemudahan pemotongan dan menghasilkan potongan yang rapi. Ingatlah selalu untuk memotong bahan sedikit lebih besar daripada pola, untuk memberikan ruang penyambungan. Penyambungan bahan dapat dilakukan dengan teknik jahit, manual, teknik jahit dengan menggunakan mesin jahit, dan penggunaan lem. Teknik penempelan dengan lem hanya digunakan untuk kebutuhan tertentu saja, misalnya penempelan aksesori dengan syarat kain atau bahan tekstil cukup tebal atau rapat dan lem cukup kental sehingga lem tidak menembus kain. 4. Teknik Dekorasi Teknik dekorasi di antaranya adalah sulam dan bordir. Sulam sudah menjadi bagian dari tradisi tekstil Indonesia sejak abad ke-16 Masehi. Dekorasi sulam pada kain tenun di antaranya dengan menambahkan benang emas dan manikmanik kaca cermuk, contohnya seperti kain Tapis Lampung. Kain Tapis bagi masyarakat Lampung melambangkan kesucian dan dipercaya dapat melindungi penggunanya dari segala bentuk sifat buruk manusia. Secara garis besar, corak dan warna kain Tapis menunjukkan kebesaran Sang Pencipta Alam. Suku adat di wilayah Lampung yang menghasilkan dan mengembangkan kain Tapis ini adalah suku Pepadun. Sebelumnya, kain Tapis yang berlapis benang emas ini merupakan pakaian wanita dari daerah Liwa, Kenali dan Talar Padang. Tapis banyak digunakan baik oleh pria dan wanita sebagai kain sarung yang dikenakan pada upacara adat. Misalnya, kain Tapis Jung Sarat digunakan oleh pengantin wanita pada upacara perkawinan adat. Kain Tapis Tuho dikenakan seorang istri yang mengantar suaminya mengambil gelar sutan. Kain Tapis Lampung ini kaya akan ragam warna dan corak, hasil akulturasi budaya yang datang ke wilayah Lampung, di antaranya kebudayaan Dongson, Hindu, Budha, Islam, Eropa, dan China. Dekorasi juga dilakukan dengan memanfaatkan teknik bordir, yaitu teknik sulam yang dikerjakan dengan bantuan mesin jahit modi kasi. Beberapa daerah di Indonesia dikenal dengan kerajinan sulam dan bordirnya, yaitu Tasikmalaya, Sumatra Barat, Gorontalo, Aceh, Sumatra Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Proses sulam atau bordir adalah sebagai berikut. a. Menyiapkan kain yang akan disulam atau dibordir. b. Menentukan pola sulam/bordir atau motif atau ragam hias. c. Menjiplak pada kertas minyak dengan menggunakan spidol atau balpoin. d. Menjiplak ke atas kain dengan menggunakan kertas karbon. e. Menyiapkan kain pada gelang ram atau pamidangan dengan meregangkan kain sampai ketegangan maksimum. f. Kain siap untuk disulam atau dikerjakan dengan teknik bordir. Itulah postingan saya tentang Proses, Teknik, dan Alat Kerajinan Tekstil semoga bisa bermanfaat bagi anda semua, Terima Kasih !! Sumber Buku Prakarya dan Kewirausahaan Kelas 10 - Tekstil merupakan bahan pembuatan pakaian yang kita gunakan setiap hari. Tekstil umumnya terbuat dari bahan serat yang kemudian akan diolah menjadi benang. Nantinya benang ini akan dirajut, dijahit atau ditenun menjadi kain yang pada akhirnya menjadi pakaian. Namun, ternyata tekstil tidak hanya dapat diolah menjadi pakaian saja. Tekstil juga dapat diolah menjadi berbagai jenis adalah kerajinan sulam, kerajinan batik, dan lain sebagainya. Selain itu, bahan tekstil ini juga dapat diolah menjadi pernak pernik atau lainnya. Dalam mengolah tekstil menjadi kerajinan, tentunya harus menggunakan teknik pembuatan yang benar agar hasil kerajinannya baik. Ada dua jenis teknik pembuatan kerajinan tekstil. Apa sajakah itu?Baca juga Jenis dan Karakteristik Kerajinan Tekstil Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud, dua jenis tektik tersebut adalah structural technique dan decorative technique. Structural technique Lapak rajutan Mbah Umi di Lateng, Banyuwangi Teknik ini digunakan untuk membuat susunan garis, warna, motif serta tekstur dari bahan kerajinan yang akan dibuat. Tidak hanya itu susunan dari seluruh komponen ini juga akan menjadi motif yang bagus. Contoh penggunaan structural technique adalah pada saat membuat tas rajut jenis kerajinan rajut. Semakin baik penerapan tekniknya, maka hasilnya akan semakin baik. Jakarta – Tekstil merupakan material fleksibel yang terbuat bersumber tenunan benang dan biasa digunakan umpama sasaran pakaian. Lantas apa bahan dan contoh kerjajinan tekstil? Yuk simak penjelasannya di sini. Signifikansi Tekstil Tekstil belalah dijadikan sebagai bahan lakukan kerajinan ataupun pakaian. Dalam proses produksi kerajinan terlazim mengikutsertakan kecekatan, bikin dirancang semoga memiliki ponten dan unsur estetik keindahan, dan fungsional kegunaan. ADVERTISEMENT SCROLL TO RESUME CONTENT Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, istilah tekstil dapat diartikan barang tenun seperti cita, kain putih ataupun bahan pakaian. Istilah Tekstil sendiri senyatanya ialah serapan dari Bahasa Inggris adalah textile nan berfaedah sesuatu nan ditenun. Dengan kata lain Tekstil yaitu bahan yang terbuat berpunca benang hasil pemintalan serat yang kemudian ditenun, dirajut atau dengan mandu pemberkasan serat berbentuk paisan menunggangi atau tanpa bahan perekat yang dipres. Objek Tekstil Berdasarkan modul Pengantar Ilmu Tekstil karya Muh. Zyahri, ST, secara mahajana korban serat tekstil dapat digolongkan ke dalam serat pataka, baja imitasi, dan rabuk fusi. 1. Bahan Tekstil dari Serat Umbul-umbulPupuk alam adalah rabuk yang diperoleh pecah standard, yakni pokok kayu dan hewan. – Korban kawul tumbuhan terdiri berusul rabuk dari layon, buah, patera, dan biji. Serat-jamur pokok kayu tersebut dikenal juga dengan istilah jamur selulosa cellulose. Kamil jenis serat pohon cendawan flax linen, jute, henep, jute, serat sabut kelapa, serat abaca manila, sisal, henequen, dan serat kapas. – Serat binatang maupun satwa terdiri bermula rambut, rambut kulit, dan baja berpangkal pupa. Cendawan-baja hewan disebut serabut protein proteine. Contoh varietas rabuk binatang serat semenjak unta, alpaca, kashmir, mohair, serat wol, dan serat sutera. 2. Target Tekstil berpunca Serat sintetisSerat tiruan terbagi menjadi serat sepenggal buatan dan kawul tekstil buatan artifisial – Pupuk sekepal artifisial adalah segala sesuatu nan nirmala pecah selulosa rabuk tekstil buatan. Umumnya berak-cerih katun atau bubur pulp kusen akan dicampur dengan larutan kimia, yang menghasilkan rayon viskosa, dan makao asetat. Serat tersebut disebut sebagai serat selulosa regenerasi. – Jamur tekstil buatan imitasi merupakan diversifikasi baja nan keseluruhannya dibuat dari target kimia. Jamur tekstil buatan memiliki kebiasaan mudah terlipat atau pipih termoplastik. Adapun contoh diversifikasi serat tiruan bikinan, yaitu pupuk akrilik, pupuk lembar, polyester, sutra tiruan, brinilon, enkalon, dan tidak-lain. 3. Bahan Tekstil dari Jamur PaduanCendawan sintesis adalah hasil sangkutan berbagai korban serat nan farik. Baja ini rata-rata mendominasi bahannya. Ternyata, sebagian besar tekstil yang banyak digunakan merupakan hasil pencampuran, sehingga dapat menghasilkan varietas dan kualitas sasaran tertentu yang diinginkan. Contoh berpokok kawul diversifikasi campuran tekstil adalah fusi dari katun, dan polyester. Contoh Kerajinan Tekstil Kerajinan tekstil di Indonesia terbagi privat dua, yaitu kerajinan tekstil beradab, dan kerajinan tekstil tradisional. Kerajinan tekstil modern banyak digunakan buat memenuhi kebutuhan fungsional. Sedangkan, kerajinan tekstil tradisional punya makna alegoris, sehingga lebih digunakan untuk kebutuhan upacara tradisional. Henni Ratnasusanti, intern modul Kemdikbud bertingkat Prakarya Aspek Kerajinan, menuliskan kekuatan produk kerajinan tekstil dibuat bakal berbagai intensi, adalah sebagai penghias, benda pakai, kelengkapan ritual, dan maslahat simbolik. Karya Kerajinan seumpama Benda Pakai Laksana benda pakai, kerajinan digunakan untuk keperluan praktis, diantaranya tempat pakain, tas, dompet, keset, jaket dan yang lainnya maupun dikenakan bagaikan Dikutip dari buku Prakarya dan Kewirausahaan oleh Hendriana Werfhaningsih dkk, berikut adalah beberapa contoh kerajinan tekstil Dilihat dari fungsinya kerajinan tekstil boleh dibagi menjadi – Misal pemuasan kebutuhan sandang fashion. Contohnya baju, aksesoris, tas, ketopong, sepatu. – Sebagai pelengkap bagian dalam. Contohnya kain bagi bidai, dan salut singgasana. – Perlengkapan apartemen tangga. Contohnya sarung bantal, lap kaki, seprai, dan alas meja. – Sebagai panggung benda. Contohnya dompet Karya kerajinan tekstil tradisional Indonesia secara kekuatan dapat digunakan bagaikan – Pemenuhan kebutuhan sandang yang melindungi tubuh. Contohnya baju-baju daerah. – Sebagai gawai sokong rumah tangga. Contohnya perca cak bagi gendongan bayi dan kejai untuk membawa komoditas. – Sebagai perlengkapan ritual atau tradisi Cemping ikat celup Indonesia Timur, sebagai intiha mayat. Kain Penapis eksklusif daerah Lampung, lakukan dipakai saat pernikahan. Kain Cepuk digunakan untuk ritual sifat di Pulau Nusa Penida. Tiras Songket cak bagi digunakan dalam pernikahan dan khitanan. Kain Poleng pangkal Bali digunakan detik program ruwatan penyucian. Kain tradisional Indonesia memiliki skor estetis dan budaya nan tinggi. Contoh cemping-kain tradisional Indonesia nan populer lainnya adalah reja menggambar, kain belongsong ikat, cemping sasirangan, dan masih banyak lagi. Demikian pengertian berpunca tekstil adalah, objek dan contoh kerjajinan tekstil. Hendaknya berfaedah ya! fdl/fdl

teknik pembuatan kerajinan tekstil yang menggunakan proses celup disebut teknik